Cultural – Good Indonesian Food /story Your guide to explore Indonesian cuisine Wed, 03 Apr 2019 13:13:20 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=4.9.10 Lombok: Tradisi Begibung di Lombok /story/lombok-tradisi-begibung-di-lombok/ /story/lombok-tradisi-begibung-di-lombok/#respond Wed, 10 Feb 2016 02:30:56 +0000 https://goodindonesianfood.com/id/?p=2116 “Salah satu sajian yang beruntung bisa saya cicipi saat itu adalah sayur panglimpehyang berisikan telur rebus, tahu goreng, dan kepala ayam goreng – semuanya dicampur di dalam kuah santan.“ Indonesia terkenal akan kekayaan budayanya, yang mencakup sekitar 300 suku bangsa dengan bahasa, dialek, adat-istiadat, dan tradisi yang berbeda-beda. Keberagaman ini merupakan karakter unik yang patut […]

The post Lombok: Tradisi Begibung di Lombok appeared first on Good Indonesian Food.

]]>
“Salah satu sajian yang beruntung bisa saya cicipi saat itu adalah sayur panglimpehyang berisikan telur rebus, tahu goreng, dan kepala ayam goreng – semuanya dicampur di dalam kuah santan.

Indonesia terkenal akan kekayaan budayanya, yang mencakup sekitar 300 suku bangsa dengan bahasa, dialek, adat-istiadat, dan tradisi yang berbeda-beda. Keberagaman ini merupakan karakter unik yang patut kita lestarikan, mengingat tidak semua negara cukup beruntung untuk memiliki budaya yang kaya seperti Indonesia.
Dalam trip saya ke Lombok baru-baru ini, saya cukup beruntung mendapatkan kesempatan untuk menyaksikan tradisi Begibung di Desa Sade – sebuah ritual adat berupa acara makan bersama yang dilakukan oleh penduduk lokal untuk merayakan hari-hari besar, seperti misalnya hari pernikahan. Yang menggugah rasa penasaran saya sebagai penulis untuk Good Indonesian Food – tentu selain unsur budayanya – adalah beragam hidangan lezat yang tersedia selama upacara berlangsung.
Begibung merupakan tradisi yang masih rutin diselenggarakan oleh Suku Sasak, penghuni asli Pulau Lombok. Mengingat Sade sebagian besar masih dihuni oleh suku ini, adat istiadat di pulau ini pun masih kental mendarah daging, dan bahkan berasimiliasi ke dalam kehidupan mereka sehari-hari. Mereka masih tinggal di rumah kayu khas Sasak yang beratapkan jerami. Salah satu penduduk lokal yang membawa saya berkeliling desa bahkan memberitahu saya bahwa masyarakat di sini masih setia mengaplikasikan budaya dan kepercayaan lokal, seperti mengepel lantai rumah dengan kotoran sapi seminggu sekali. Ritual ini dipercaya dapat memperkuat fondasi dan ketahanan rumah.
Kembali ke tradisi Begibung, kebetulan upacara yang saya singgahi digelar di dalam salah satu toko cenderamata di Sade. Berbagai hidangan diletakkan di atas nampan di atas lantai, berdampingan dengan tumpukan piring. Salah satu sajian yang beruntung bisa saya cicipi saat itu adalah sayur panglimpeh yang berisikan telur rebus, tahu goreng, dan kepala ayam goreng – semuanya dicampur di dalam kuah santan. Banyak penduduk desa yang berkumpul di sekitar toko, menanti untuk bersama-sama menikmati hidangan yang telah disiapkan.
Ternyata upacara Begibung hari itu digelar untuk memperingati Hari Maulid Nabi. “Nasi kuning biasanya akan dibagikan dalam bungkusan setelah makanan utama selesai dihidangkan,” kata Sofyan, pemandu tur saya. “Tidak semua desa di Lombok mengadakan Begibung untuk Maulid Nabi pada hari yang sama. Namun, biasanya tradisi ini akan digelar pada bulan yang sama.

The post Lombok: Tradisi Begibung di Lombok appeared first on Good Indonesian Food.

]]>
/story/lombok-tradisi-begibung-di-lombok/feed/ 0