Saat itu 2011, dan saya tengah berada di Bandung ketika melihat deretan mobil parkir di pinggir jalan dengan banner warna-warni yang bertuliskan Keripik Pedas Maicih di Dago. Tak lama, saya mengetahui kalau majalah musik Rolling Stone Indonesia baru saja memberikan anugerah The Hot Snack untuk Maicih di tahun yang sama.
Pertama kali diperkenalkan kepada publik pada 2010, Keripik Pedas Maicih menawarkan produk keripik singkong yang tersedia dalam berbagai level kepedasan – level 10 merupakan yang paling pedas. Dalam waktu singkat, popularitas keripik ini langsung melejit – mungkin juga karena masyarakat Indonesia doyan makanan pedas – dan bisnisnya pun langsung berkembang pesat. Saat ini, siapapun dapat dengan mudah menemukan produk Maicih, mulai dari minimarket, supermarket, sampai sejumlah agen penjual di berbagai kota di Indonesia.
Saya sendiri biasa membeli keripik ini dengan batasan level lima, di mana saya masih bisa menikmati rasanya yang gurih, sekaligus merasakan sensasi pedasnya yang cukup menggigit. Namun, akhir-akhir ini saya merasa jajanan ini sudah tidak semenarik dulu. Bukan karena penurunan kualitas, tapi lebih karena produknya yang cenderung ketinggalan dengan tren kuliner yang berotasi dengan sangat cepat di Indonesia. Ini kemudian membuat saya bertanya-tanya, kira-kira bagaimana nasib Keripik Pedas Maicih dalam beberapa tahun ke depan, ya?
NO COMMENT