Tepat di tepi Jalan Minangkabau, Manggarai, banyak mobil berderet di depan sebuah kedai. Meja dan bangku kayu dipenuhi orang-orang yang menunggu pesanan mereka. Bau harum masakan tercium dari dalam kedai membuat saya penasaran. Apa sih yang membuat orang-orang ini rela mengantre?
Demi Martabak!
Ternyata, di sinilah lokasi Martabak AA yang legendaris itu. Berdiri sejak 1982, nama Martabak AA berasal dari nama dua pemiliknya, yaitu A Siang (Surya) dan A Kiu (Sulaiman). Dulu, martabak ini tidak terlalu ramai. Namun, lambat-laun pembelinya terus bertambah hingga seramai sekarang. Dalam sehari, Martabak AA bisa menjual hingga 500-600 bungkus dan menghabiskan enam hingga tujuh peti telur.
Pembeli yang datang bisa melihat proses pembuatan tiap martabak, mulai dari isian, kulit, proses memasaknya, hingga akhirnya dimasukkan ke dalam kardus. Hal ini rupanya sengaja dilakukan agar pengunjung percaya dan yakin dengan bahan serta kualitas rasa martabak. Sayangnya, meskipun terdapat meja dan bangku, pembeli tidak disarankan makan di tempat. Selain karena tidak ada peralatan makan yang memadai, pengunjung pun silih-berganti datang sehingga meja dan bangku tersebut umumnya dimanfaatkan untuk menunggu pesanan mereka selesai. Namun, di sisi kiri dan kanan Martabak AA terdapat kedai yamin dan siomay yang bisa dicoba seraya menunggu martabak siap.
Varian Sederhana
Meskipun kedai martabak sekarang sudah tumbuh bak jamur di musim hujan, Martabak AA masih memiliki tempat di hati para pelanggannya. Menunya mungkin terasa kurang variatif bagi anak muda karena tidak menghadirkan berbagai martabak kekinian yang sedang marak, seperti Oreo, Nutella, Toblerone, red velvet, atau mozzarella. Namun, rupanya hal ini tidak menjadi masalah bagi pelanggan lama yang sudah terlanjur klop dengan rasa martabak ini.
Baca Juga: Sensasi Nikmat Martabak Kubang yang Legendaris
Antrean yang cukup panjang tentu tidak menyurutkan niat saya mencoba martabak ini. Pilihan saya jatuh kepada martabak telur daging sapi. Harganya memang cenderung lebih mahal dari martabak telur biasa sehingga saya penasaran, apa yang membedakan mereka. Begitu pesanan tiba, air liur saya rasanya langsung memenuhi mulut. Martabak telur yang ada di hadapan saya terlihat tebal dengan isian penuh. Saat digigit pun rasanya gurih dan terasa renyahnya bawang bombay. Potongan dagingnya pun tebal dan besar sehingga nikmat saat dikunyah. Benar-benar pengalaman baru dalam menikmati martabak telur yang pernah saya rasakan.
Artikel ini bisa juga dibaca di The Jakarta Post: Introducing Martabak AA, a much-celebrated ‘martabak’ joint in South Jakarta
Jl. Minangkabau No.29, Ps. Manggis, Setiabudi,
Jakarta Selatan
T: 08561946364
Buka setiap hari, pukul 14.00-00.00 WIB
Rp.60.000/US$4,50 per orang
NO COMMENT