Tidak banyak restoran Betawi yang menjadi juara di rumahnya sendiri. Dibandingkan dengan warteg atau rumah makan Padang, bisa dikatakan bahwa rumah makan Betawi agak tersingkir. Sulit menemukan kedai autentik dengan cita rasa yang pas di lidah. Warung Betawie Haji Apen mungkin salah satunya.
Lokasinya persis di sebelah Halte Transjakarta Ragunan dengan bangunan khas Betawi. Jendelanya dihias ala Betawi, lengkap dengan tulisan-tulisan yang akan mengingatkan Anda akan cara bicara khas orang Betawi yang blak-blakan dan apa adanya. Karena posisinya yang tidak jauh dari Kebun Binatang Ragunan, warung ini kerap ramai oleh para pengunjung kebun binatang yang ingin mengisi perut sebelum atau sesudah berwisata.
Warung ini didirikan oleh Hj. Nengsih, istri H. Apen, yang memiliki hobi memasak. Selepas pensiun dari PNS Kejaksaan Agung, beliau mendirikan warung kecil-kecilan pada 2004 dengan kapasitas 15 orang. Kini, warung bernuansa hijau ini sanggup menampung sekitar 100 orang. Menu yang ditawarkan pun cukup beragam dan khas Betawi, seperti pecak gurame, pecak ikan mas, pecak lele, pecak ayam, sop kambing, soto betawi daging sapi, ayam penyet, sayur asem, semur jengkol, ikan asin sepat dan gabus, pete goreng dan rebus, gurame goreng, ikan mas goreng, hingga ayam goreng betawi. Selain menu makanan, ada pula menu camilan, seperti kerupuk, keripik, emping, hingga es potong Njonja Besar sebagai hidangan pencuci mulut setelah makan di sini.
Meski datang pada jam makan siang di hari Sabtu, saya cukup beruntung karena jumlah pengunjung saat itu tidak seramai hari biasa. Setelah memilih tempat duduk persis di sebelah dapur dan memesan makanan, saya pun mengalihkan pandangan ke dinding. Ada foto Pak Bondan Winarno dan sebaris kalimat promosinya untuk warung ini. Rupanya, bukan hanya masyarakat sekitar Ragunan yang tertarik singgah, presenter kuliner kondang tersebut juga terpincut.
Suasana kekeluargaan pun sangat terasa saat beberapa tamu yang datang berbincang dengan karyawan warung. Rupanya, sebagian besar pengunjung adalah langganan sehingga para karyawan tidak segan menyapa. Hal ini mengingatkan saya pada rasa kekeluargaan orang Betawi yang begitu besar.
Menu yang saya pesan pun datang. Semangkuk soto betawi dan seporsi ayam goreng betawi. Kuah soto betawinya berwarna kuning keputihan dengan isian daging sapi, tomat, keripik kentang, bawang goreng, dan daun bawang. Rasanya benar-benar lezat dan tidak terlalu pekat. Dagingnya pun lembut dan tidak banyak lemak. Setelah habis satu mangkuk, kuahnya tidak membuat begah sama sekali karena takaran santan yang pas sehingga tidak terlalu kental.
Baca Juga: Makanan Asli Betawi yang Menggiurkan di Warung Betawi H. Muhayar
Ayam gorengnya juga bisa dibilang salah satu ayam goreng terbaik yang pernah saya cicip. Digoreng kering, bagian atasnya dilumuri dengan potongan cabe merah, cabe hijau, dan bawang merah yang sudah dicacah lalu dimasak sehingga memberikan bau yang sedap. Pedas? Tidak terlalu karena sudah ditumis terlebih dahulu. Porsinya yang cukup besar membuatnya sangat nikmat disantap saat makan siang, apalagi jika dimakan dengan nasi putih.
Anda juga bisa membaca artikle ini di The Jakarta Post: Peerless local delicacies to please the palate at Betawi ‘warung’
Jalan Saco No. 12, Pasar Minggu, Ragunan, Jakarta Selatan
No. Telp: (021) 91261077
Buka Senin-Sabtu, pukul 10.00-17.00 WIB (Minggu tutup)
Rp40.000/US$3 per orang
NO COMMENT